University is not a right but a privilege.


"Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategik untuk mencapai tujuan individual bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal tersebut" - hasthjohn 2012

Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di  perguruan tinggi merupakan suatu  hal yang istimewa (Privilege),  karena hanya yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Yang perlu dicatat adalah bahwa belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan di antara berbagai alternatif strategik untuk mencapai tujuan individual. Kesadaran mengenai hal ini akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang belajar di perguruan tinggi. Karena seseorang mendapat privilege belajar di perguruan tinggi, seseorang dituntut untuk berbuat atau bertindak lebih dari mereka yang tidak mendapatkan privilege tersebut.
Mereka yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai ketrampilan teknis tetapi juga mempunyai daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepibadian tertentu sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat). 
Bila belajar di perguruan tinggi tidak dapat mengubah wawasan dan perilaku akademik atau sosial, pada saat mahasiswa lulus dari perguruan tinggi barangkali mereka hanya bertambah keterampilan dan atributnya (misalnya gelar) tetapi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang memperoleh keterampilan yang sama tanpa melalui pendidikan formal.
Bila keadaan ini terjadi, perguruan tinggi akan menjadi sekadar tempat antre untuk memperoleh tiket masuk ke arena belajar yang sesungguhnya yaitu praktik di dunia nyata. Akibatnya, kontribusi pendidikan tinggi dalam mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju akan menjadi kecil walaupun mungkin tujuan individual mahasiswa yang sempit dan jangka pendek tercapai.
Gejala yang sering dirasakan adalah belajar di perguruan tinggi lebih merupakan kebutuhan sosial daripada kebutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar. Kebutuhan sosial ini bahkan sering muncul bukan dari diri mereka yang belajar di perguruan tinggi tetapi lebih merupakan kebutuhan sosial orang lain (misalnya orang tua). Akibatnya belajar dianggap sebagai suatu beban dan penderitaan dan bukan dianggap sebagai kebutuhan untuk pengembangan dan pematangan diri.

Oke paragraf diatas gue copas dari blog hasthjon.blogspot.com. Gue sangat setuju sama apa yang ditulis penulis diatas. Sebelum masuk ke argumen mari kita telaah dulu apa makna dari privilege. Privilege dalam bahasa indonesia artinya adalah hak khusus atau hak istimewa. Dari arti kata tersebut maka dapat dijelaskan bahwa sebuah hak 'khusus' atau hak 'istimewa' hanya diberikan bagi mereka yang memenuhi syarat ataupun kriteria yang digunakan oleh si pemberi hak tersebut dan tentunya hak istimewa tidak diberikan secara percuma. Permasalahannya ketika yang kuliah, kuliah aja, apa bedanya sama yang gak kuliah? Yang gak kuliah pun tetep bisa dapet ilmu sama kok kaya yang berkuliah. Buku buku yang dipake diperkuliahan rata rata dijual umum di toko buku. Materi perkuliahan lainnya tersebar luas di internet yang bisa didapatkan di e-journal, e-book dsb (khusus untuk jurusan2 IPS & Bahasa ya). Gak kuliah bukan berarti gak lebih baik dari yang berkuliah. Perbedaan hanya terdapat pada gelar di belakang nama aja tapi bila ilmunya tidak diaplikasikan ya udah gelar hanyalah formalitas ilmu semata. Ketika seseorang memutuskan untuk berkuliah hendaknya ia sudah memiliki tujuan yang jelas akan kemana nanti ia bekerja. Tentunya yang sesuai dengan passion dan spesialisasinya (yang tentunya berhubungan dengan gelarnya). Di case lainnya ketika seseorang sudah menjadi MAHA-siswa maka mereka secara tidak langsung berkomitmen lebih dan dituntut untuk menjadi extraordinary dibanding teman teman lain yang tidak mengecap bangku perkuliahan. Berorganisasi semasa kuliah bukanlah pilihan tapi harusnya menjadi kewajiban. Menulis artikel ilmiah, dan datang ke diskusi ilmiah juga bukan merupakan perintah namun adalah tuntutan agar menggali ilmu lebih luas lagi. Lagi lagi hal tsb merupakan privilege yang hanya didapatkan oleh mahasiswa (yang sayang sekali banyak mahasiswa yang tidak memanfaatkannya dengan baik). Sekali lagi, bila hanya kuliah datang mendengarkan dosen yang hampir semua ilmunya bisa kita cari sendiri di berbagai sumber agaknya ini sedikit mubazir.

Realita sosial sekarang, banyak orang tua menuntut anaknya untuk kuliah, atau sebaliknya anak anak menuntut orang tuanya untuk dikuliahkan. Dimana hal itu terasa miris bila tidak dibarengi oleh kemampuan finansial dan kualitas yang cukup dari diri anak tsb. Ingin kuliah biar gak malu sama temen - temen yang pada kuliah, stop that fckn mindset. Kuliah ketika siap dan mampu bukan karena MALU. Gak perlu jauh jauh, bokap gue baru lulus S1 diumur 30 tahun karena dia kerja dulu ngumpulin uang buat kuliah. Ada yang salah dari situ? gak ada. Gue juga punya beberapa temen yang lebih milih kerja dulu untuk ngumpulin uang buat kuliah dan banyak juga yang punya uang tapi memilih gak berkuliah. Mungkin basi kalo gue bilang kuliah bukan kunci kesuksesan. Tapi di negara dengan 261 juta jiwa ini untuk jadi sekedar sarjana aja untuk dapet kerja, atau jadi pekerja rasanya miris. Yang bangsa ini butuhkan adalah orang orang kreatif, inovatif, dan solutif  untuk membuka lahan pekerjaan. Di era modern dan globalisasi ini kita dituntut untuk memecahkan masalah bukannya menjadi masalah dengan menambah beban angkatan kerja yang tidak bekerja. Mindset yang terbentuk sekarang adalah para fresh graduated kehilangan jati diri akan gelarnya mereka umumnya berpikir "kerja apa saja dulu, dimana saja yang penting bekerja aja dulu" dan akhirnya ketika mereka sudah bekerja di suatu tempat yang tidak searah dengan latar belakang pendidikannya mereka jadi kebablasan. Akhirnya memang idealisme selalu kalah karena mana yang 'lebih mudah didapat' 'lebih menghasilkan' memang lebih preferable

Pesan : Bagi kalian yang ingin berkuliah pikirkan dulu matang - matang. Bagi kalian yang sedang kuliah benahi diri sebisa mungkin sebelum lulus dan bagi kalian yang sudah terlanjur mengambil path yang tidak sejalan , i hope you find a way back. I don't know what the future will bring, but i just want to focus on what i've been doing all these year in Univeristy and i believe hard work never betray. 

Comments